MENYIMPAN PONSEL DI SAKU CELANA DAPAT MENGURANGI PRODUKSI DAN KUALITAS SPERMA

Penulis : Dr.dr Azwar Amir,Sp.U

Jika pasangan suami istri yang telah menikah tidak kunjung memiliki keturunan,  ada banyak faktor yang menjadi penyebabnya seperti alergi sperma, kualitas sel telur yang rendah dan sperma yang tidak efektif. Meskipun pria menghasilkan jutaan sperma sehari, tetapi sel sperma memerlukan waktu sekitar 75 hari untuk tumbuh, sehingga kondisi sperma dapat mempangaruhi kesuburan seorang pria. Faktor eksternal seperti suhu dapat mempengaruhi kesehatan sperma.

Penggunaan ponsel disinyalir menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas dan produksi sperma. "Sebuah studi tahun 2008 menemukan bahwa pria dengan penggunaan ponsel yang tinggi yaitu lebih dari empat jam per hari, memiliki jumlah sperma, motilitas dan morfologi yang lebih rendah," kata Dr Shin.

Dr. Shin merekomendasikan kepada pria untuk menyimpan ponsel di dalam tas kerja daripada kantong celana untuk membatasi paparan radiasi.

Tahukah Anda bahwa suara dering telepon di saku celana bisa menjadi alarm bahaya bagi sel sperma. Menurut sebuah hasil studi, menemukan bahwa bahaya radiasi ponsel pada kualitas sperma. Hasil beberapa riset telah menunjukkan bahwa pria pengguna ponsel memiliki jumlah sperma lebih sedikit, lebih lambat bergerak dan rusak, dibandingkan dengan pria yang tidak memakai ponsel.

Sebenarnya yang menjadi masalah adalah tempat penyimpanan ponsel tersebut. Sekitar dua bulan lalu, para peneliti dari Afrika Selatan menemukan bahwa pria yang membawa ponselnya di pinggul atau di kantong celana bagian depan memiliki sperma yang lebih lambat dalam bergerak dan juga lebih sedikit konsentrasinya. Padahal keduanya sangat berpengaruh pada kesuburan seorang pria.

Bahkan, penelitian terbaru yang dilakukan oleh para peneliti dari Turki mengenai efek radiasi dengan subyek sel sperma manusia di dalam cawan patri yang diberi paparan radiasi ponsel selama satu jam, menunjukkan bahwa paparan tersebut menyebabkan sperma menjadi abnormal, sehingga kesulitan dalam mencapai sel telur.

Joel Moskowitz, Ph.D, direktur Universitas California, Berkeley Center for Familiy and Community Health menghimbau kepada para pria yang masih berada di usia reproduksi dan terbiasa menaruh ponselnya di saku celana, untuk mewaspadai hasil riset ini.

Hasil yang sama juga ditunjukkan pada penelitian lain yang dilakukan pada tikus percobaan. Para peneliti meletakkan tikus-tikus dalam kandang khusus dengan ponsel ditaruh 2 inci dari dasar kandang selama 6 jam setiap hari selama 18 minggu. Setelah usai, para peneliti menemukan penurunan prosentasi sperma hidup sebesar 25%, dari sebelumnya 70%, dan sel sperma tikus-tikus itu juga saling menempel sehingga tidak bisa membuahi sel telur.

Namun, Moskowitz mengatakan hasil penelitian ini belum mencapai kesimpulan karena mekanisme radiasi pada perubahan sel sperma belum diketahui. Salah satu teori menyebutkan ponsel akan memanas ketika digunakan sehingga akan meningkatkan suhu di sekitar organ genital pria ketika disimpan dalam saku celana.

Hipotesis lain menyatakan hal itu berkaitan dengan frekuensi elektromagnetik yang dipancarkan ponsel. Baik sel tubuh atau ponsel memancarkan frekuensi elektromagnetik dan radiasi frekuensi yang tinggi akan diserap tubuh hingga ke jaringan sehingga meningkatkan gerakan molekuler di dalam sel tubuh.(Promkes,2019)

Submitted by administrator on 2019-08-28 13:13:31

WhatsApp WhatsApp Hotline RSWS