Penulis : Dr dr Khalid Saleh,Sp.PD-KKV,FINASIM,M.Kes
Kehamilan dan persalinan merupakan peristiwa yang menyenangkan dan ditunggu-tunggu oleh calon ibu. Namun, selama proses kehamilan, terdapat beberapa hal yang berubah pada jantung dan pembuluh darah sang ibu, dan hal ini sebenarnya merupakan proses adaptasi alamiah yang terjadi untuk menjamin suplai untuk kebutuhan calon ibu dan janin didalam kandungan selama kehamilan.
Kehamilan menyebabkan terjadinya sejumlah perubahan fisiologis dari sistem kardiovaskuler yang akan dapat ditolerir dengan baik oleh wanita yang sehat, namun akan menjadi ancaman yang berbahaya bagi ibu hamil yang mempunyai kelainan jantung sebelumnya. Tanpa diagnosis yang akurat dan penanganan yang baik maka penyakit jantung dalam kehamilan dapat menjadi penyebab yang signifikan akan mortalitas dan morbiditas ibu.
Penyakit jantung merupakan penyebab kematian terbanyak pada wanita di Amerika Serikat dan merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak pada wanita usia 25 – 44 tahun. Penyakit jantung berpengaruh pada sekitar 1 % dari kehamilan, dengan angka kematian maternal menurut Sach sebanyak 0,3 dari 100.000 di Massachusetts. Namun menurut Tillery angka kematian maternal mencapai 10 – 25 % walaupun adanya perkembangan diagnosis dan penanganan penyakit kardiovaskular maternal pada zaman sekarang.
Meskipun insidens penyakit jantung dalam kehamilan sekitar 1 %, Gejala seperti sesak napas atau tanda seperti bising ejeksi sistolik yang merupakan gejala dari penyakit jantung, dapat muncul pada sekitar 90% dari populasi kehamilan sebagai konsekuensi perubahan fisiologis pada tubuh yang diinduksi olehkehamilan itu sendiri.
Di antara beberapa penyakit kardiovaskuler, hipertensi merupakan penyakit kardiovaskuler yang tersering muncul pada kehamilan, sebanyak 6-8% dari seluruh kehamilan. Di negara barat, penyakit jantung bawaan merupakanyang penyakit jantung yang paling sering ditemukan selama kehamilan ( 75 – 82% ). Di luar Eropa dan Amerika bagian utara hanya berkisar 9 – 19 %. Penyakit jantung reumatik mendominasi di negara selain negara barat, berkisar 56 – 89 % dari seluruh penyakit jantung dalam kehamilan. Kardiomiopati jarang ditemukan,tetapi merupakan penyebab berat dari komplikasi penyakit jantung dalam kehamilan.
Kehamilan dengan penyakit jantung termasuk dalam kategori beresiko tinggi karena membahayakan keselamatan jiwa ibu hamil. Berdasarkan berat ringannya penyakit jantung digolongkan dalam beberapa tingkatan. Bahkan ada ibu yang tidak boleh hamil pada keadaan dimana jantungnya mengalami kegagalan fungsi yang berat misalnya pada kasus Myocard Infark Acut, Hipertensi Pulmonal , Sindrom Marfan, Sindrom Eisenmenger .
Pada kasus kehamilan dengan penyakit jantung harus di bawah pengawasan seorang dokter kandungan dan dokter spesialis penyakit jantung. Ibu yang mempunyai riwayat penyakit jantung dan mengalami kehamilan, berakibat memperberat beban kerja jantung. Oleh karena itu diperlukan pemeriksaanantenatal ( pemeriksaan dan pemantauan kesehatan ibu hamil secara teratur. Selain pemeriksaan kehamilan juga dilakukan beberapa pemeriksaan penunjang antara lain ECG ( Elektro Cardio Grafi ), Echocardiografi pada ibu dan USG kandungan ( Ultra Sono Grafi) juga NST ( Non Stress Test ). Tujuan pemeriksaan tersebut bertujuan untuk memantau kondisi kesehatan jantung ibu dan keadaan bayi . Selama hamil pemeriksaan darah juga dilakukan secara berkala.
Bagi ibu hamil dengan penyakit jantung, beberapa penyakit seperti anemia, infeksi saluran pernafasan, infeksi saluran kencing yang berakibat kegagalan fungsi ginjal dan kenaikan tekanan darah sedapat mungkin dihindari. Hal ini bertujuan agar tidak memperberat kondisi kehamilan dengan penyakit jantung dan menghindari komplikasi yang kemungkinan terjadi.
Apa yang terjadi saat hamil?
Pada kehamilan dengan jantung normal, wanita hamil dapat melakukan toleransi terhadap perubahan–perubahan fisiologis tersebut. Namun pada wanita dengan penyakit jantung, perubahan ini justru menimbulkan risko untuk dirinya dan janinnya.
Selama kehamilan, akan terjadi peningkatan volume darah ibu sebesar 30-50% yang dimulai sejak trimester pertama, dan mencapai puncaknya pada kehamilan minggu ke-24. Peningkatan volume ini akan menyebabkan jantung bekerja “lebih keras” untuk memompakan darah lebih banyak darah. Denyut jantung juga akan meningkat 10-15 denyutan diatas nilai sebelum kehamilan. Dan dalam kondisi normal, tekanan darah akan sedikit menurun pada trimester pertama dan kedua kehamilan dan biasanya kembali mencapai nilai awal pada trimester ke-3. Perubahan-perubahan ini yang kadang membuat calon ibu normal tanpa ada kelainan jantungpun kadang menjadi merasa mudah lelah dan berdebar-debar. Dengan terjadinya perubahan-perugbahan diatas, kehamilan dapat menjadi sebuah “stressor” bagi jantung dan membuat keluhan jantung menjadi lebih berat dan memburuk.
Apa akibat penyakit jantung pada ibu hamil terhadap janin dalam kandungan?
Akibat penyakit jantung dalam kehamilan, terjadi peningkatan denyut jantung pada ibu hamil dan semakin lama jantung akan mengalami kelelahan. Akhirnya pengiriman oksigen dan zat makanan dari ibu ke janin melalui ari – ari menjadi terganggu dan jumlah oksigen yang diterima janin semakin lama akan berkurang. Janin mengalami gangguan pertumbuhan serta kekurangan oksigen. Sebagai akibat lanjut ibu hamil berpotensi mengalami keguguran dan kelahiran prematur ( kelahiran sebelum cukup bulan ). Terutama bila selama kehamilannya sang ibu tidak mendapat penanganan pemeriksaan kehamilan dan pengobatan dengan tepat.
Apa yang harus saya lakukan ketika hamil dengan keadaan sakit jantung?
Jika seorang ibu hamil menderita penyakit jantung, selain ibu hamil harus berada dalam pengawasan seorang dokter, sebaiknya memperhatikan beberapa saran berikut ini
Istirahat yang cukup , delapan jam pada malam hari satu atau dua jam siang hari.
Posisi tidur sebaiknya miring ke salah satu sisi tubuh agar peredaran darah dari ibu ke janin lancar.
Hindari aktifitas yang melelahkan agar jantung tidak bertambah berat beban kerjanya.
Belajarlah untuk latihan pernafasan dengan benar. Hal ini penting sebagai proses adaptasi tubuh terhadap pembesaran perut yang semakin mendesak rongga dada ( diafragma ).
Dalam keadaan normal tanpa kelainan jantungpun kadang beberapa ibu hamil juga mengeluh agak sesak nafas akibat semakin membesarnya rahim.
Perhatikan setiap perubahan atau keluhan yang terasa lebih berat dari biasanya, misalnya sesak nafas, nyeri dada atau dada berdebar-debar lebih cepat, pusing dan mudah pingsan. Dalam keadaan seperti ini segera periksa ke dokter.
Teratur minum obat jantung yang diresepkan dokter dan diimbangi dengan diet khusus penderita jantungMenjaga agar tidak mengalami infeksi saluran pernafasanMinum suplemen zat besi secara teratur sesuai anjuran bidan atau dokter untuk mencegah anemia selama kehamilan berlangsung.
Mengkonsumsi makanan bergisi terutama yang mengandung zat besi dan asam folat. Yakni sayur mayur berwarna hijau gelap.Menghindari minuman berkafein ( kopi ) dan minuman beralkohol
Menghindari nikotin ( rokok ) Menjaga kebersihan diri selama hamil, terutama kebersihan alat kelamin agar tidak terjadi infeksi saluran kencing. Kontrol kehamilan sesuai jadwal yang telah ditentukan dokter kandungan, bidan maupun dokter spesialis penyakit jantung yang menangani kehamilan
Obat-obatan jantung dan kehamilan
Pada saat hamil, sirkulasi darah ibu dan bayi hanya dipisahkan oleh plasenta. Beberapa obat-obatan jantung mungkin dapat melewati sawar darah plasenta sehingga ada di sirkulasi darah janin, dan mungkin dapat menyebabkan risiko kepada bayi. Sehingga beberapa obat harus di hentikan penggunaannya selama hamil. Jika anda hamil atau berniat hamil dan sedang mengkonsumsi obat-obatan yang berkaitan dengan jantung, konsultasikan segera dengan dokter jantung anda sehingga dokter jantung anda bisa memilihkan obat-obatan yang aman/relatif aman untuk tumbuh kembang janin.
Kesimpulan
Wanita dengan penyakit jantung dapat hamil dengan selamat tanpa atau sedikit komplikasi. Melalui persiapan dan perawatan kesehatan jantung sebelum, selama, dan sesudah kehamilan, seorang wanita dapat hamil dengan aman dan nyaman.
Saran
Komunikasi, edukasi dan informasi (KIE) untuk ibu hamil dengan penyakit jantung merupakan hal yang sangat penting, untuk itu, program KIE yang berkaitan dengan kesehatan ibu hamil yang menderita penyakit jantung diberikan sebelum kehamilan, saat kehamilan dan pasca kehamilan. Hal ini sebagai upaya pencegahan kematian ibu dan janin.(Promkes,2019)
Submitted by administrator on 2019-08-28 13:37:02