Penulis : dr Rachmawati Muhiddin,Sp.PK(K)
Instalasi Laboratorium dan Patologi Klinik
Covid-19 adalah penyakit severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) yang disebabkan oleh Corona Virus, menyerang organ tubuh manusia terutama paru-paru. Orang yang terinfeksi Covid-19 dapat tanpa gejala disebut Orang Tanpa Gejala (OTG), atau dapat menimbulkan gejala dari ringan hingga menimbulkan berat. Pasien yang memberikan gejala sesuai kriteria Covid-19 disebut Pasien dalam Pemantauan (PDP) dan Orang yang kontak erat dengan PDP disebut Orang Dalam Pemantauan ( ODP).
Kriteria diagnosis PDP berdasarkan gejala klinis demam, batuk, sesak, dan Laboratorium menunjukkan hasil leukopenia ( berkurangnya jumlah sel darah putih ) atau Limfopenia. (kurangnya jumlah limfosit ).Pemeriksaan radiologi menunjukkan adanya gambaran Pneumonia (peradangan paru-paru). Tes Laboratorium untuk menegakkan diagnosis Covid yaitu dengan Prolimerase Chain Reaction ( PCR) dan dinyatakan Covid-19 positif bila hasil PCR positif.
Sampai saat ini belum ada data terapi khusus Covid-19.Pada OTG dan ODP tanpa gejala dilakukan penanganan dengan Isolasi Mandiri atau Karantina untuk mencegah penularan Covid-19.Pasien PDP dirawat di rumah sakit, dengan penanganan sesuai standar dari World Health Organization (WHO). Pasien dengan gangguan pernapasan berat ditangani dengan pemasangan ventilator untuk menjamin oksigen pada organ vital terutama otak. Karena beratnya gejala klinik yang ditimbulkan Covid-19 bahkan menimbulkan angka kematian yang cukup tinggi khususnya di Indonesia sehingga Tim Penanganan Covid-19 di bawah Kementrian Kesehatan RI membuat standar Prosedur Penanganan Covid-19 yang mengacu pada standar penanganan WHO. Salah satu standar penanganan yang dibuat oleh tim penanganan Covid-19 adalah Standar Posedur penggunaan Plasma Convalescent pada pasien Covid-19.
Plasma Convalescent adalah plasma yang diperoleh dari pasien Covid-19 yang telah dinyatakan sembuh berdasar dua kali tes PCR dengan hasil negatif. Berdasarkan beberapa referensi menyebutkan bahwa plasma covalescent yang efektif adalah diperoleh dari donor yang sembuh dari Covid-19 dengan riwayat klinis Covid-19 sedang sampai berat. Pada donor kadar antibodi Covid-19 tinggi dan sangat berguna untuk pasien Covid-19 dengan gejala klinis yang berat, tetapi harus dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kadar antibodi yang efektif untuk penanganan Covid-19.
Beberapa referensi tentang penggunaan plasma convelescent pada pasien SARS pada Pandemi yang terjadi sebelumnya antara lain : Yaseen M.Arabi,2015, pada pasien Middle East Respiratory Sydrome Coronavirus (MERS-CoV) menyatakan bahwa pemberian plasma convalescent pada tenaga kesehatan yang terinfeksi MERS-CoV memberikan hasil yang efektif. LK Kong MS, 2006 melaporkan bahwa penanganan Influenza A/H5N1 memberikan hasil yang maksimal bila terapi standar WHO di kombinasikan dengan Plasma Convalescent dibandingkan tanpa kombinasi plasma convalescent.
Meskipun manfaat plasma convalescent sudah terbukti efektif pada penanganan Covid-19 dengan gejala berat, tetapi untuk mendapatkan donor plasma convalescent bukan hal yang mudah karena terkendala oleh kondisi donor yang baru saja mengalami penyakit yang berat dengan trauma fisik dan psikis selama perawatan. Tetapi bukan hal tidak mungkin bila ada donor yang bersedia maka prosedur pelaksanaan donor akan dilaksanakan sesuai penduan tim penanganan donor plasma convalescent Covid-19. Sebelum pasien Covid-19 dipulangkan setelah perawatan dapat diberikan edukasi tentang donor plasma convalescent . donor tidak dapat dilakukan bila telah lewat dari dua hari setelah hasil PCR negatif, mengantisipasi risiko terjadinya infeksi pada donor. Donor yang telah lewat dari dua hari hasil PCR negatif harus dilakukan tes PCR ulang untuk memastikan tidak adanya infeksi.
Edukasi donor yang penting adalah bahwa donor memberikan manfaat yang mulia karena membantu sesama manusia terutama karena pemberian plasma convalescent ini diberikan pada pasien dengan kondisi berat atau kritis.
Submitted by administrator on 2020-06-11 04:52:29