HENTI JANTUNG MENDADAK

Penulis : Dr.dr.Khalid Saleh, SpPD-KKV, FINASIM, MARS

Instalasi Pusat Jantung Terpadu, RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar

Henti jantung mendadak merupakan hal yang jarang terjadi pada masyarakat, perbandingannya adalah 1 : 50.000 orang. Henti jantung mendadak adalah berhentinya detak jantung sehingga penderita sulit bernafas dan hilang kesadaran. Jika tidak segera ditangani, dapat membahayakan karena mengakibatkan kematian dalam hitungan menit. Kematian terjadi karena terhentinya aktivitas pemompaan darah di jantung dan aliran darah ke seluruh tubuh. Hal ini diakibatkan oleh gangguan aliran listrik pada jantung, yang mengakibatkan pompa jantung terhenti. Akibatnya, aliran darah ke seluruh tubuh juga terhenti

Henti jantung mendadak dapat mengakibatkan kerusakan otak permanen hingga kematian. Oleh karena itu, kondisi ini perlu ditangani secepatnya. Pertolongan segera berupa CPR dan kejut jantung dapat membantu mencegah akibat tersebut.

Apa itu cardiac arrest (henti jantung)?
Sudden Cardiac arrest atau yang biasa disebut dengan henti jantung mendadak merupakan suatu kondisi jantung yang serius. Kata ‘arrest’ memiliki arti berhenti. Dalam kasus cardiac arrest, kondisi dimana jantung berhenti berdetak. Kondisi ini juga dikenal sebagai kematian jantung mendadak. Detak jantung Anda dikontrol oleh sebuah impuls listrik. Ketika impuls tersebut mengubah pola irama jantung, maka detak jantung menjadi tidak teratur. Kondisi ini biasa dikenal sebagai aritmia. Pada kasus cardiac arrest, henti jantung terjadi ketika berhentinya irama jantung.

Sudden cardiac arrest (SCA) muncul saat jantung mengalami aritmia yang menyebabkan berhentinya jantung. Kondisi jantung yang serius ini disebabkan oleh penyumbatan yang menghentikan aliran darah ke jantung. Serangan jantung (atau infark miokardium) merupakan matinya jaringan otot jantung akibat hilangnya asupan darah, di mana cardiac arrest disebabkan malfungsi sistem elektrik jantung. Pada cardiac arrest, kematian terjadi apabila jantung berhenti bekerja dengan tiba-tiba. Namun, serangan jantung kadang dapat memicu gangguan elektrik yang menyebabkan cardiac arrest tiba-tiba.

Kondisi ini dapat menyebabkan kematian atau disabilitas. Saat jantung berhenti, kurangnya darah dengan oksigen dapat menyebabkan kerusakan otak hanya dalam beberapa menit. Kematian atau kerusakan otak permanen dapat terjadi dalam 4-6 menit. Waktu sangatlah kritis saat Anda membantu orang yang tidak sadar dan tidak bernapas. Jika Anda atau orang lain mengalami gejala cardiac arrest, segera cari bantuan medis darurat.

Penyebab Henti Jantung Mendadak
Berbeda dengan serangan jantung yang disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah, henti jantung mendadak disebabkan oleh gangguan irama jantung, tepatnya penyakit ventrikel fibrilasi.Ventrikel fibrilasi adalah gangguan irama jantung yang membuat ventrikel jantung hanya bergetar saja, bukan berdenyut untuk memompa darah, sehingga menyebabkan jantung berhenti secara mendadak.

Henti jantung mendadak lebih berisiko terjadi pada orang-orang yang sudah memiliki penyakit jantung sebelumnya, seperti:

Penyakit jantung koroner
Penyakit otot jantung (kardiomiopati) Gangguan katup jantung Penyakit jantung bawaan Sindrom Marfan Pusing Muntah Merasa cepat lelahNyeri dada Jantung berdebar Sesak napas dokter jantung bila mengalami gejala awal seperti di atas, terutama bila Anda sudah menderita penyakit jantung sebelumnya.

Diagnosis Henti Jantung Mendadak

Pada saat penderita tiba di rumah sakit, dokter akan memeriksa apakah penderita bernapas dan memiliki denyut jantung atau tidak. Dokter juga akan memasang monitor untuk melihat irama jantung. Dokter akan melakukan penanganan terlebih dulu sampai kondisi penderita stabil atau jantungnya kembali berdetak dan kembali bernapas, sebelum melakukan pemeriksaan lanjutan.Setelah kondisi penderita sudah stabil, dokter akan melakukan serangkaian tes untuk mencari tahu penyebab dan faktor yang memicu terjadinya henti jantung mendadak. Tes tersebut meliputi:

Tes darah
Tes ini dilakukan untuk melihat zat kimia tubuh yang mempengaruhi fungsi jantung, seperti kadar kalium, magnesium, atau hormon.Foto Rontgen
Foto Rontgen dada diperlukan untuk memeriksa ukuran dan struktur jantung serta pembuluh darahnya.Ekokardiografi
USG jantung atau ekokardiografi dapat membantu dokter dalam mengindentifikasi bagian jantung yang tidak berfungsi dengan baik atau mengalami kerusakan, melalui gelombang suara.Kateterisasi Jantung
Dalam kateterisasi jantung, dokter akan menyuntikkan zat pewarna khusus pada pembuluh darah yang menuju jantung, untuk melihat ada tidaknya sumbatan.  Nuclear scan
Tes ini dilakukan untuk memeriksa gangguan pada aliran darah jantung dan fungsi jantung, menggunakan bahan radioaktif. 

Faktor resiko

Kondisi jantung dan faktor kesehatan tertentu juga dapat meningkatkan risiko serangan jantung atau cardiac arrest. Faktor resiko tersebut meliputi:
Penyakit jantung koronerJantung yang besar Katup jantung tidak teraturPenyakit jantung bawaan Masalah impuls listrik 

Faktor risiko lain untuk serangan jantung meliputi:

Merokok Sedentary lifestyleTekanan darah tinggi Kegemukan Riwayat keluarga dengan penyakit jantung Riwayat serangan jantung sebelumnyaUsia diatas 45 tahun untuk pria, atau di atas 55 tahun untuk wanitaJenis kelamin laki-lakiPenyalahgunaan zat Kadar kalium atau magnesium yang rendah CPR. Bila tidak dapat melakukan CPR, segera cari orang yang dapat melakukannya. Jika tersedia, gunakanlah alat kejut jantung otomatis (AED) sesuai petunjuk, hingga petugas medis datang. Setelah petugas medis datang dan penderita masih belum sadar, pernapasan dan denyut nadinya akan diperiksa kembali. Bila jantung penderita masih belum berdetak, tim medis akan melakukan CPR dan memberikan kejut listrik selama perjalanan ke rumah sakit.Setelah jantung kembali berdetak, penderita perlu mendapat perawatan di ruang rawat intensif (ICU). Bila diperlukan, akan dipasang alat bantu napas. Dokter akan melakukan penanganan lanjutan untuk mencegah terjadinya kembali henti jantung mendadak, sekaligus menanganani penyebabnya.

Berikut ini adalah rangkaian tindakan pengobatan yang dapat diberikan oleh dokter jantung untuk mencegah henti jantung terjadi kembali:

Obat-obatan
Dokter akan memberikan obat-obatan saat penderita stabil hingga jangka panjang, tergantung kondisi pasien. Misalnya, pasien akan diberikan obat antiaritmia untuk mengatasi gangguan irama detak jantung.Implan alat kejut jantung (ICD)
ICD akan ditempel di dalam dada sebelah kiri untuk mendeteksi irama jantung dan secara otomatis memberikan kejut listrik saat diperlukan.Pemasangan ring jantung (angioplasti koroner)
Dokter akan membuka sumbatan pada pembuluh darah arteri jantung dan memasang ring untuk menjaga pembuluh darah tersebut tetap terbuka.Ablasi jantung (radiofrequency catheter ablation) 
Prosedur ini dilakukan untuk menghambat jalur arus listrik pada jantung yang menyebabkan aritmia.Operasi bypass jantung pada operasi bypass jantung dokter akan memasang pembuluh darah baru pada jantung, sebagai jalan alternatif pembuluh darah yang tersumbat.Operasi perbaikan jantung atau corrective heart surgery , Prosedur ini dilakukan untuk memperbaiki kelainan jantung bawaan, atau memperbaiki dan mengganti katup jantung yang rusak.Tidak merokok.Menjaga berat badan ideal.Menghindari konsumsi makanan tinggi lemak dan tinggi garam.Berolahraga secara teratur.Mengelola stres dengan baik.Menghindari konsumsi minuman beralkohol. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin. (Promkes,2019)

Submitted by administrator on 2019-08-28 10:02:43

WhatsApp WhatsApp Hotline RSWS